Minggu, 10 April 2016

[Review Film] 10 Cloverfield Lane (2016)

"Monster Come in Many Forms"

Membawa nama besar Cloverfield, 10 Clovervield Lane haruslah mempunyai nilai dan kualitas yang lebih. Untuk itulah Mary E. Winstead lagi-lagi dipercaya untuk memainkan sebuah film drama-thriller arahan Dan Trachtenberg ini. Ya, genre inilah menurut saya genre yang paling pas untuk di-"lahap" oleh tante Winstead semenjak Final Destination 3.

Memperoleh skor dan critics yang cukup baik di IMDB maupun Rotten Tomatoes, 10 Cloverfield Lane pastilah memiliki 'sesuatu' yang berbeda dibanding film thriller lainnya. Bercerita tentang seorang wanita bernama Michelle yang mengalami kecelakaan, dan ditahan dengan dua orang pria asing didalam sebuah bunker. Dalam bunker inilah mereka bertahan hidup dari ketakutan, entah terhadap serangan bahan kimia? perang dunia? atau serangan alien? yang bahkan mereka tidak ketahui pasti.

Bagi yang sudah menonton Cloverfield (2008) tentunya akan menebak-nebak apakah film 10 Cloverfield Lane ini berhubungan dengan Cloverfield. Hal tersebut akan terjawab ketika anda menontonnya. Terlepas dari apakah film ini malah menunjukkan spoilernya sendiri melalui posternya yang mungkin itu menjadi salah satu strategi marketing juga, saya rasa itu bisa dimaklumi. Karena saya pun termakan iklan posternya. 

"Monster Come in Many Forms" menjadi tagline di film 10 Cloverfield Lane. Adalah salah satu kewaspadaan bagi kita yang menonton bahwa 'monster' atau 'sesuatu yang jahat' bisa hadir dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk manusia. Maka di film ini sebagian besar adegan terjadi di dalam bunker. Berbagai macam ketegangan terjadi antara 3 orang yang sama sekali asing terjebak didalam bunker. Konflik yang terjadi sifatnya naik turun membuat kita tidak terlalu bosan untuk mengikutinya. Dipadukan dengan musik latar yang tepat dan tidak statik ikut andil dalam memecah kesunyian bunker. Sisipan komedi implisit yang porsinya juga cukup tepat untuk sebuah film thriller juga menjadi nilai plus.

Kekuatan utama 10 Cloverfield Lane saya rasa ada pada kepiawaian Trachtenberg dalam mengatur ritme film, yang membuat seakan film ini menjadi film yang sangat-sangat aman dan nyaris tanpa celah. Awal yang sangat baik untuk debut layar lebar pertamanya.

Ditambah gemulainya Mary E. Winstead dalam memainkan peran dan membawa penonton untuk terhipnotis dan turut merasakan apa yang dirasakan Michelle saat itu. Michelle yang harus memilih antara hidup dengan ketidakpastian di dalam bunker, atau keluar dengan segala resikonya. Sebuah plot sederhana yang sebenarnya malah menguras emosi dan lama-lama menjadi rumit dan mendebarkan.

Perlu diberitahukan bahwa lagi-lagi ini adalah film yang mengusung Low-budget sci-fi, dengan budget yang cukup kecil yaitu $15 juta hampir separuh dari Cloverfield. Meraup untung di minggu pertamanya, artinya film ini tidaklah buruk. Saya pun menonton juga karena rindu akan film low-budget sci-fi. Dan dengan budget tersebut saya rasa penonton sudah bisa berekspektasi akan jadi apa filmnya.






Read Another


CATEGORIES


Tags


0 Comment :