Senin, 30 November 2015

[Movie Review] Parasyte - Live Action


Parasyte yang mempunyai judul aseli Kiseijuu (寄生獣) adalah sebuah live action movie yang diangkat dari anime dan manga terkenal berjudul sama karya Hitoshi Iwaaki. Animenya bergulir di Jepang dari 8 Oktober 2014 - 25 Maret 2015. Untuk filmnya, seperti Attack on Titan, film ini dipecah menjadi 2 bagian yaitu Part 1 dan Part 2 dan dirilis dalam waktu yang berdekatan.

Film ini berkisah tentang remaja lelaki usia 17 tahun Shinichi Izumi (Shôta Sometani) yang tinggal hanya dengan ibunya di Tokyo. Satu malam ketika alien seperti cacing yang dikenal juga dengan nama 'Parasyte' menyerang bumi dan mengambil alih otak manusia dengan masuk melalui lubang telinga atau hidung. Ketika salah satu parasyte gagal mengambil alih otak Shinichi, parasyte itu sempat masuk kedalam tubuh dan tinggal di tangan kanannya.

Sekedar himbauan bahwa dengan tema horror sci-fi , Parasyte adalah tontonan yang cukup mengerikan yang mengandung konten 'disturbing'. Ceritanya juga tidak ringan, sangat gelap plus jumlah karakter yang cukup banyak membuat penontonnya harus ekstra siap.

Parasyte part 1 lebih unggul dari sisi kekuatan plot dibanding part 2. Permainan alur pada part 1 lebih tertata rapi sehingga membuatnya menarik dengan ending yang nyaris sempurna. Sayangnya tidak terjadi pada part 2-nya. Saat di pertengahan film, Parasyte part 2 seperti kehilangan tempo alias kendor. Walaupun maksud dari ringkasan animenya bisa saya mengerti namun malah berbuah antiklimaks ketika film mendekati akhir. Seperti ada potongan cerita bagian akhir yang tidak perlu. Seandainya perlu, seharusnya ditambah lagi durasinya supaya tidak terkesan buru-buru. Ya, umumnya inilah kelemahan live action.

Dari segi pemain, film berfokus pada aktor-aktris muda Shôta Sometani dan Ai Hashimoto yang memang punya peran sebagai sepasang kekasih. Kedua karakter ini saya rasa bermain aman walaupun tidak terlihat cocok (mungkin Ai cocoknya sama saya.. :v ). Namun mungkin itu adalah bagian dari cerita. Dari perspektif saya Ai Hashimoto lah yang justru paling menarik perhatian karena wajahnya yang paling adem. :) 

Sayangnya tidak ada yang spesial dari performa para pemain, terutama para pemain pria. Malahan sempat saya tidak merasakan momen yang cukup kuat tercipta ketika ada suasana diselimuti kejahatan, kesedihan dan ketakutan yang melanda para tokoh. Sayang sekali, padahal harusnya bisa tertolong ceritanya sudah sangat miris dan mengerikan.

Namun selain itu semua, yang saya salut dan ingin saya soroti adalah bagaimana saat ini industri perfilman Jepang sudah lebih berani dalam memproduksi film live action berbudget besar. Terlihat di film ini bahwa visual efek berkualitas yang ditampilkan nyaris 90% sepanjang durasi film.




Read Another


CATEGORIES


Tags


0 Comment :