Kamis, 17 September 2015

[Movie Review] Southpaw (2015)


Ketika review ini ditulis, Southpaw mendapat rating 7.7 di IMDB. Rating yang cukup menjanjikan itulah yang membuat saya penasaran ingin menonton Southpaw.

Bercerita tentang seorang petinju profesional bernama Billy Hope yang sedang meraih puncak kejayaannya. Sekilas melihat posternya jelas bahwa ada kemenangan Hope selama ini di atas ring tidak lepas dari dukungan sang istri. Hingga pada suatu ketika sebuah tragedi terjadi atas diri dan keluarganya tidak lepas karena trigger dari keangkuhan Hope.

Yang menarik adalah seorang Jake Gyllenhaal yang harus menjadi petinju dadakan hanya untuk film ini. Walaupun demikian, performa Gyllenhaal di film ini memang patut diacungi jempol. Anda tidak akan menyangka kalau Jake adalah seorang aktor, anda akan menyangka dia adalah seorang petinju profesional yang bermain film. Sangat meyakinkan.

Penampilan fisiknya sangat berbeda dari terakhir saya menonton Nightcrawler yang juga apik dibintangi olehnya. Lebih kekar dan berotot, tentunya sangat mendukung film terbaru garapan Antoine Fuqua ini.

Tata rias dan visual efek untuk menyajikan luka-luka 'bonyok' setelah bertinju juga luar biasa realistis. Disitu saya sempat berfikir apakah lukanya asli? haha, tentu tidak. Mengingat adegan kekerasan yang sangat frontal dengan darah yang diperlihatkan, hendaknya anda cukup bijak jika ingin menonton film ini.

Untuk kekurangan dari Southpaw dari kacamata awam seperti saya adalah kisah Billy Hope dan Maureen(Rachel McAdams) yang terlampau singkat. Kesalahan paling fatal di awal film dimana yang ditekankan adalah Maureen terkesan hanyalah 'teman wanita' dari Hope yang seksi dan cantik. Saya baru sadar bahwa Maureen adalah istri Hope ketika adegan di dalam rumah bersama anaknya. Saya belum sempat mendapatkan suatu chemistry mendalam yang membuat kenapa sang istri begitu penting bagi Hope.

Perlu penekanan lagi di bagian awal untuk menceritakan bagaimana Hope memang benar mencintai istrinya. Menurut saya adegan ranjang saja tidak cukup. Karena kesan yang saya dapat jika seorang pria kaya memiliki istri sensual nan seksi seperti itu biasanya hanyalah kesenangan dari segi fisik. Kontak batin antara Hope dan Maureen sangat-sangat kurang porsinya.

Mengapa Maureen haruslah penting bagi Hope dan bagi film ini?

Spoiler :
Diceritakan bahwa sang istri meninggal karena dibunuh pada suatu acara amal yang mengundang Billy Hope sebagai pembicara. Semenjak kematian istrinya, Hope sangatlah kehilangan, hidupnya hancur seakan tidak ada lagi yang memberikan semangat dan kebijakan rumah tangga. Hutang Hope menumpuk dan kehilangan pekerjaan karena tidak ada semangat bertinju lagi. Hope yang tidak bisa mengambil keputusan dan tidak dapat mengontrol diri akhirnya kehilangan hak asuh atas anaknya.

Biasanya yang kita tahu pada kebanyakan film, jarang ada pria bergelimang harta yang benar-benar mencintai istrinya, apalagi yang seksi seperti Maureen. Itu saja yang mengganjal di pikiran saya dan akhirnya karena peyajian premis yang lemah inilah yang berdampak pada keseluruhan film.
Dari segi cerita yang lemah dan sangat straight, jika dibandingkan, film ini belum bisa melampaui Foxcatcher (2014). Tidak ada yang spesial dari segi cerita. Tapi untunglah kekurangan film ini sedikit tertolong oleh performa Gyllenhaal serta relasi mesra kepada anaknya. Walaupun akting Gyllenhaal sangat total terlihat, namun kesimpulannya, rating di IMDB agak overrated. Menurut saya harusnya ada di kisaran 6.8 sampai 7.0. Untuk sebuah film motivasi, film ini belum memotivasi.




Read Another


CATEGORIES


Tags


0 Comment :