Rabu, 29 Januari 2014

Sisi Lain Konser Audisi Gen 3 JKT48 - Ungkapan Pemikiran terhadap Fans

Cerita ini bermula pada malam saat saya diberitahu teman bahwa ada kesempatan nonton live konser JKT48 gratis di RCTI. Saya pikir, "Okelah mumpung gratis". Lagipula kami sedang dalam keadaan libur kuliah. Saya yang awalnya hanya berniat menonton di televisi malah mencoba peruntungan dengan memutuskan nge-live langsung di studio 8 RCTI. Prosedur pendaftaran yang diadakan oleh salah satu fanbase sebagai syarat menonton pun saya jalani.

Banyak spekulasi yang berputar-putar di pikiran saya jika mengikuti acara ini. Apa saja tim yang tampil? Apakah acaranya jelas? Di mana gedung RCTI? Dan berbekal kode dari twitter member team J dan team K, saya dan teman saya makin membulatkan tekat untuk berpetualang di kota Jakarta.

Keesokan harinya, tiba waktunya bagi kami untuk 'menjemput' idola kami. Ya, 'menjemput'. Mereka (JKT48) tidak datang untuk kami kan? Kami yang datang untuk mereka. Berbekal pengetahuan jalan seadanya, kami pun berangkat menuju Kebon Jeruk.

Dan..... Banjir? Musim hujan begini, banjir dimana-mana. Kami pun mencari jalan lain. Walaupun semua jalan tergenang banjir, paling tidak kami mencari yang tidak terlalu dalam supaya motor bisa terus melaju. Macet? Macet itu anggap saja teman perjalanan. Hujan? Huh! Untungnya tidak hujan, dan ini sedikit meringankan perjalanan kami. Semua kami lewati hanya demi melihat idola secara langsung di depan mata kami.

2,5 Jam berlalu, dengan sedikit bertanya-tanya tentang lokasiny, akhirnya kami sampai juga. Ada sedikit hal lucu saat kami tiba. Saat saya dan teman saya mau parkir, penjaga parkirnya bilang "Mau nonton konser Jeikeiti kan? Parkirnya sebelah sini mas". Dan saya pikir itu adalah tebakan yang brilliant, mengingat kami tidak memakai satupun atribut JKT48. (-_-)"

Ok, go to the next step. Kami mencari dimana studio 8. Dan setelah menemukannya, saya antre diantara para fans. Disinilah akal budi saya mulai mencerna dan mengolah suasana yang didapat. Para fans yang saya lihat agaknya terlihat berbeda dengan pengalaman saya sebelum-sebelumnya. Dan benar saja, lihat pada lanjutannya berikut ini.

Saat pintu masuk studio akan dibuka, saya sempat sedikit panik dengan aturan : yang memakai sendal dilarang masuk. Waduh, gimana ini. Musim hujan begini saya hanya membawa sendal. Namun akhirnya saya dan teman saya diperbolehkan masuk. Lah iya lah, buat apa peraturan wajib pakai sepatu? Toh sepatu mu nggak bakal kesorot kamera kali !

Masuk ke dalam studio, lampu sorot aneka warna membentuk garis-garis cahaya panjang yang menghiasi panggung. Wow! mungkin ini diluar ekspektasi saya. Ini mungkin akan jadi show gratis yang luar biasa!
Namun ekspektasi saya hilang seketika, saat saya yang bahkan cukup dekat dengan panggung pun tidak dapat melihat show dengan nyaman. Kenapa? Terhalang fans lain !

Ah, betapa kesalnya saya! Padahal saya hanya berjarak 1 meter dari panggung, kenapa bisa terhalang fans?

Nah, masalahnya, kelompok fans yang satu ini pecicilanya bukan main! alias nggak bisa diem, alias over confidence, alias lebay, alias norak plus alay! *maaf emosi* Oh My God, ternyata fans seperti ini beneran ada ya? saya kira mitos. Mereka berkelompok bagi saya terlihat seperti anak-anak SMP/SMA yang bolos sekolah demi menonton JKT48. Berbagai atribut yang mereka kenakan seperti kalender, karton bertuliskan nama oshi benar-benar menghalangi pandangan saya. Sikap mereka yang tidak bisa diam itu pun benar-benar sangat menggangu! Bibir saya terkena ayunan tangan jahil mereka yang berkeringat. Dan itu menjijikkan. Bahkan teman saya 'dipukul' secara tidak sengaja oleh salah satu dari mereka. Ah, untung teman saya ini masih sabar.

Satu hal lagi yang membuat kelompok fans di depan saya itu menjijikkan adalah perkataan dan perbuatannya. Selain percakapan vulgar yang menggambarkan imajinasi liar mereka, saya juga melihat bagaimana salah seorang dari mereka merekam aksi member dari bawah dengan menggunakan smartphone. Tidak lain dan tidak bukan, mereka mengincar rok. "Damn! Go to hell you, dude!" pikir saya.

Sebagai gambaran, baru-baru ini jumlah fans JKT48 di Facebook dan Twitter meningkat drastis. Namun sayangnya, kuantitas tidak berbanding lurus dengan kualitas. Saya melihat masih banyak yang menggunakan SosMed sebagai ajang untuk mengungkapkan imajinasi liar mereka secara vulgar, terutama oleh para pria.

Saya tidak menampik bahwa tiap-tiap member JKT48 memiliki unsur sensualias yang menarik bagi para pria. Namun saya mulai tidak suka jika JKT48 dijadikan bahan candaan vulgar. Ini membuat sensualitas member menjadi terkesan murah dan dapat dipermainkan seenaknya. Serta membuat pandangan orang lain tentang JKT48 menjadi bertambah buruk.

Saya pun satu pemikiran dengan teman saya. "Iya, baru kali ini gua ngerasain nonton JKT48 dengan oknum fans yang ancur banget gini", kata teman saya. Saya mengakui, saya juga bukan fans yang baik. Saya masih perlu belajar banyak dalam dunia idoling. Tapi paling tidak, saya dapat menempatkan diri dengan baik saat menyaksikan live show bersama fans lainnya.

Dulu saya membangga-banggakan fans JKT48 yang bersahaja, loyal, kompak, rapih dan kreatif. Sekarang saya melihat sisi lain dari fans JKT48 secara nyata. Ini menjadi dilema bagi JKT48. Di satu sisi, Idol butuh fans. Namun fans yang tidak dewasa, kurang menjaga sikap dan sopan santun serta mengganggu fans lain bisa jadi menjadi bumerang bagi masa depan JKT48.

Semua ungkapan pemikiran ini sudah saya ceritakan kepada teman saya saat makan mie ayam di pinggir jalan saat perjalanan pulang. Sekian.

Oleh-oleh :












Read Another


CATEGORIES


Tags


0 Comment :